Add LINE

Add Friend

My Youtube Channel

Apa yang dimaksud Kalimat Deklaratif

19.45 Agus 0 Comments

Kalimat Deklaratif (Kalimat Berita)

    Kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia merupakan kalimat yang mengandung maksud memberitakan sesuatu kepada lawan tutur. Sesuatu yang diberitakannya, umumnya, merupakan pengungkapan suatu peristiwa atau suatu kejadian, baik dalam bentuk tuturan langsung maupun tidak langsung.
    Kalimat deklaratif yang lebih dikenal dengan kalimat berita atau kalimat pernyataan, jika dibandingkan dengan kalimat lainnya tidak bermarkah khusus. Kalimat deklaratif umumnya digunakan untuk membuat pernyataan sehingga isinya merupakan berita informasi tanpa mengharapkan responsi tertentu. Contohnya  apabila kita melihat suatu keadaan dan menyiarkan (menyampaikan) kepada orang lain tentang hal itu maka kita dapat menyampaikannya dalam bermacam-macam kalimat berita (deklaratif).
Contoh kalimat deklaratif
a.    Tadi pagi ada tabrakan mobil dekat Monas.
b.    Saya lihat ada bus masuk Ciliwung tadi pagi.
c.    Waktu ke kantor, saya lihat ada yang menabrak becak sampai hancur.
d.    Saya ngeri melihat tabrakan antara bus PPD dan sedan Fiat tadi pagi.
e.    Tadi pagi ada sedan Fiat ditabrak bus PPD.
      Dilihat dari segi bentuknya, kalimat tersebut bermacam-macam, ada yang berbentuk aktif, pasif, inversi, dan sebagainya, tetapi dilihat dari  fungsi komunikatifnya, kalimat di atas sama yaitu merupakan kalimat berita. 
B.    Kalimat Imperatif
      Kalimat ini disebut juga dengan kalimat perintah atau permintaan. Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!). Dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
     Kalimat imperatif adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa tindakan.Kalimat imperatif mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: 
a.    Intonasi yang ditandai nada rendah di akhir kalimat.
b.    Pemakaian partikel penegas, penghalus dan kata tugas ajakan, harapan, permintaan dan larangan.
c.    Susunan inversi sehingga menjadi tidak selalu terungkap predikat – subjek jika diperlukan.
d.    Pelaku tindakan tidak selalu terungkap.

Kalimat imperatif dapat diperinci menjadi enam golongan :
1)    Perintah atau suruhan biasa. 
Contoh :  Masuk !   
Tenang, anak-anak !
2)    Perintah halus  
Contoh : Tolong kirimkan kontrak ini.  
Tolong kontrak ini dikirim segera.
3)    Permohonan, permintaan 
Contoh : Mohon surat ini ditandatangani.
Minta perhatian, saudara-saudara !
4)    Ajakan dan harapan 
Contoh : Ayo cepat ! 
Marilah kita bersatu ! 
Harap duduk dengan tenang !
5)    Larangan atau perintah negatif
Contoh : Jangan berangkat hari ini. 
Janganlah membaca di tempat gelap.
6)    Pembiaran
Contoh : Biarlah saya pergi dulu, kau tinggal di sini.   
Biarlah saya yang menggoreng ikan. 

C.    Kalimat Introgatif
      Kalimat tanya adalah kalimat yang dibentuk untuk mendapatkan responsi berupa jawaban. Secara formal, kalimat tanya ditandai oleh hadirnya kata tanya seperti „apa‟, „siapa‟, „berapa‟, „kapan‟, dan juga diakhiri oleh tanda tanya (?) pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan, ditandai dengan intonasi naik jika ada kata tanya atau intonasi turun.
Dalam bahasa Indonesia ada empat cara untuk membentuk kalimat tanya dari kalimat berita :
1)    Dengan menentukan partikel penanya „apa‟, yang dibedakan dari kata tanya „apa‟. 
Contoh :Dia direktur di perusahaan itu. 
Apa dia direktur di perusahaan itu ?
Pemerintah akan menaikkan harga BBM
Apa pemerintah akan menaikkan harga BBM ?
2)    Dengan membalikkan susunan kata (Inversi)
Contoh ;Dia dapat pergi sekarang.
              Dapatkah dia pergi sekarang ?
               Narti harus segera kawin.
              Harusklan Narti segera kawin ?
3)    Dengan menggunakan kata bukan (kah) atau tidak (kah)
Contoh ;  Dia sakit  
Dia sakit, bukan ?
Bukankah dia sakit ?
4)    Dengan menggunakan intonasi menjadi naik.
Contoh : Dia pergi ke Medan
         Dia pergi ke Medan ?
Penjahat itu belum tertangkap
Penjahat iru belum tertangkap ? 

      Kalimat introgatif juga ditandai dengan kata tanya seperti apa,  siapa, kapan, mengapa, berapa. Sebagian besar dari kalimat tanya itu dapat menanyakan unsur wajib dalam kalimat seperti pada contoh (1) dan (2), sebagian lain menanyakan unsur tak wajib seperti pada contoh (3) dan (4). Jawaban atas pertanyaan itu bukan „ya‟ atau „tidak‟.

Contoh : 1). Dia mencari Pak Akhmad.   
                     Dia mencari siapa ?
              2).  Pak Tariga membaca buku.     
                    Pak Tarigan membaca apa ?
              3). Minggu depan  mereka akan berangkat ke Amerika.
                   Kapan mereka akan berangkat ke Amerika ?
              4).  Keluarga Daryanto akan pindah ke Surabaya.  
                    Keluarga Daryanto akan pindah kemana ?
Letak kata tanya dapat berpindah tanpa mengakibatkan perubahan apapun. Kalimat (3) dan (4) menjadi „Mereka akan berangkat ke Amerika kapan?‟, „Kemana keluarga Daryanto akan pindah?‟.
Kalimat interogatif yang memakai kata tanya apa atau siapa, yang menanyakan unsur wajib dalam kalimat, apabila urutannya dipindah ke depan mengakibatkan perubahan struktur kalimat.
Contoh:
Dia mencari siapa ?  
Siapa yang dia cari ?
Pak Tarigan membaca apa ?
Apa yang dibaca Pak Tarigan ? 

D.    Kalimat Ekslamatif
     Kalimat eksklamatif yang dikenal dengan nama kalimat seru, secara formal ditandai oleh kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat berpredikat adjektiva. Kalimat eksklamatif  yang dinamakan kalimat interjeksi digunakan untuk menyatakan perasaan kagum atau heran. 
Cara pembentukan kalimat eksklamatif dari kalimat deklaratif dengan langkah :
a.    Balikkan urutan unsur dari Subjek – Predikat menjadi Predikat – Subjek.
b.    Tambahkan partikelnya pada (adjektiva) Predikat.
c.    Tambahkan kata (seru) alangkah,  bukan main atau betapa di muka predikat  jika perlu.
Contoh : Pergaulan mereka bebas (deklaratif)    
               Bebas pergaulan mereka (kaidah a)
               Bebasnya pergaulan mereka (kaidah b)    
              Alangkah bebasnya pergaulan mereka (kaidah c)          
              Betapa bebasnya pergaulan mereka           
              Bukan main bebasnya pergaulan mereka. 

0 komentar: